Mengenal Stakeholders perusahaan
Stakeholders yang jamak diterjemahkan
sebagai Pemangku Kepentingan adalah pihak atau kelompok yg berkepentingan baik
langsung maupun tidak langsung, terhadap eksistensi atau aktivitas perusahaan
dan karenanya kelompok-kelompok tsb mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh
perusahaan,
Definisi Dari Rhenald Kasali
Menyatakan bahwa para pihak adalah setiap
kelompok yg berada di dalam maupun di luar perusahaan yg mempunyai peran dalam
menentukan keberhasilan perusahaan.
Stakeholders bisa berarti pula setiap orang
yg mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan.
Adapun definisi yg jelas antara
stakeholders dengan perusahaan terjadi hubungan yg saling mempengaruhi,
sehingga perubahan pada salah satu pihak akan memicu dan mendorong terjadinya
perubahan pada pihak yg lainnya.
Rhenald Kasali membagi Stakeholders
menjadi sbb:
01.
Stakeholders internal dan
Stakeholders eksternal
02.
Stakeholders primer, Stakeholders sekunder dan
Stakeholders marjinal
03.
Stakeholders tradisional dan
Stakeholders masa depan
04.
Proponent, opponent dan uncommitted
05.
Silent majority dan vocal
minority
Rhenald Kasali memberikan ilustrasi
keterkaitan antara perusahaan dan Stakeholders dalam model stakeholders map
sbb.:
Peta stakeholders tsb memberikan gambaran
tentang keragaman para pihak yg berkepntingan terhadap perusahaan.
Stakeholders internal
Adalah stakeholders yg berada di dalam
lingkungan perusahaan, sehingga bersifat controlable
Stakeholders internal antara lain terdiri
dari:
- Pemegang saham
- Direksi dan manajer profesional
- Karyawan
- Keluarga karyawan
Stakeholders eksternal
Adalah pihak-pihak yg berada di luar
kendali perusahaan [uncontrolable]
- Kompleksitas lingkungan.
Ditentukan oleh
banyaknya pihak luar perusahaan yg perlu mendapat perhatian perusahaan.
- Stabilitas lingkungan
Ditentukan oleh
perubahan-perubahan yg ditimbulkan oleh faktor eksternal.
Beberapa stakeholders eksternal diantaranya
adalah:
1.
Komsumen
2.
Penyalur dan Pemasok
3.
Pemerintah
4.
Pers
5.
Pesaing
6.
Komunitas dan masyarakat.
Konsep kemitraan tripartit
Menurut Tennyson kemitraan adalah
kesepakatan antara sektor dimana individu bekerjasama untuk memenuhi sebuah
kewajiban atau melaksanakan kegiatan tertentu, bersama-sama menanggung risiko
maupun keuntungan dan secara berkala meninjau kembali hubungan kerjasama.
Tiga Skenario Kemitraan
Kemitraan antara perusahaan dengan
pemerintah maupun komunitas / masyarakat dapat mengarah ke 3 skenario:
01.
Pola kemitraan kontra
produktif.
Pola ini akan
terjadi jika perusahaan masih berpihak pada pola konvensional yg hanya
mengutamakan kepentingan stakeholders yg mengejar profit sebesar-besarnya.
02.
Pola kemitraan semi produktif .
Dalam skenario
ini pemerintah dan komunitas atau masyarakat dianggap sebagai obyek dan masalah
di luar perusahaan
03.
Pola kemitraan produktif
Pola kemitraan
ini menempatkan mitra sebagai subyek dan dalam paradigma common interest.
Konsep kemitraan pemerintah – dunia
usaha
Terdapat sejumlah fakta yg dapat
dikemukakan a.l.
- Dunia usaha merupakan mitra pemerintah untuk mengelola sumber daya daerah yg mustahil rasanya bila seluruh nya bisa dikelola oleh pemerintah.
- Dunia usaha membantu pemerintah dalam memutar roda perekonomian dan menggerakkan pembangunan.
- Dunia usaha memberikan penghasilan kepada pemerintah antara lain dalam bentuk pajak dan retribusi.
Mereka mengidentifikasikan adanya dua poros
yg bisa dimankan oleh pemerintah. Poros pertama berkaitan dengan peran dan
poros kedua berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintahan.
- Pemberian mandat [Mandating]
- Memfasilitasi [Fasilitating]
- Kemitraan [Partnering]
- Dukungan [Endorsing]
Sedangkan untuk poros kedua, kegiatan-kegiatan
yg dapat dilakukan oleh pemerintah adalah sbb.:
01. Menetapkan dan menjamin pencapaian
standard minimal.
02. Kebijakan publik tentang peran bisnis.
03. Tata-pamong korporat
04. Investasi yg mendukung dan bertanggung
jawab.
06. Keterlibatan dan representasi
stakeholders.
07. Produksi dan konsumsi yg mendukung CSR
08. Sertifikasi yg mendukung CSR standard
beyond compliance, sistim manajemen.
09. Transparansi dan pelaporan yg mendukung
CSR
10. Proses multi pihak pedoman dan konvensi
Harapan komunitas terhadap industri.
- Income dan pendapatan
Komunitas
mengharapkan adanya perputaran gaji atau upah sebagai karyawan
- Kontribusi perusahaan
Kontribusi yg
dapat diberikan oleh perusahaan dapat berupa berbagai bentuk bantuan seperti:
sarana ibadah, sekolah, taman bermain, sarana oleh raga dan lainnya
- Kebanggaan.
Banyak tempat yg
diasosiasikan dengan keberadaan suatu perusahaan.
Keterlibatan komunitas pada program CSR
Praktik CSR yg terfokus pada kegiatan
karitatif sebelum nya dipandang hanya memberikan manfaat bagi komunitas saja,
sedangkan bagi perusahaan dipandang sebagai beban biaya.
Kini melalui konsep CSR, perusahaan tidak
lagi sekadar membagi-bagikan sumbangan berupa uang atau barang kepada komunitas
atau masyarakat.
Rogofsky [2000] menyusun sebuah tabel
tentang manfaat keterlibatan komunitas-perusahaan sebagai berikut: