Harga Minyak Januari 2014 Capai US$ 105,80 per Barel

Harga Minyak Januari 2014 Capai US$ 105,80 per Barel

Harga Minyak Bumi

JAKARTA  - Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan, dari perhitungan Formula ICP, harga minyak mentah Indonesia dalam bulan Januari mengalami penurunan dibandingkan Desember 2013, kecuali untuk minyak mentah SLC dan beberapa minyak mentah yang menggunakan SLC sebagai acuan.  Harga rata-rata minyak mentah Indonesia selama bulan Januari 2014 mencapai US$ 105,80 per barel, turun US$ 1,40 per barel dari bulan sebelumnya yang mencapai US$ 107,20 per barel. 

Sementara harga Minas/SLC mencapai US$ 110,03 per barel, naik US$ 1,97 per barel dari Desember 2013 yang mencapai US$ 108,06 per barel.


Penurunan rata-rata harga minyak mentah Indonesia tersebut, sejalan dengan perkembangan harga minyak mentah utama di pasar internasional yang juga mengalami penurunan, yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
  1. Berdasarkan laporan Internatinal Energy Agency (IEA), Centre for Global Energy Studies (CGES) dan OPEC, produksi minyak mentah OPEC mengalami peningkatan 0,3-0,8 juta barel per hari, akibat peningkatan produksi sejumlah negara OPEC, antara lain Arab Saudi, Iran dan Uni Emirat Arab.
  2. Tingginya produksi minyak mentah dari kawasan Amerika Utara, khususnya produksi minyak mentah AS yang telah mencapai 8 juta barel per hari. Tingkat produksi minyak mentah AS ini merupakan tingkat produksi tertinggi sejak tahun 1988 akibat meningkatnya produksi shale oil.
  3. Kondisi ekonomi dunia cenderung belum menggembirakan yang diindikasikan oleh melemahnya kegiatan non manufaktur dan pasar modal di AS, turunnya pertumbuhan ekonomi China serta masalah pelemahan nilai tukar terhadap Dollar AS yang cukup drastis di sejumlah negara berkembang, antara lain di Argentina.
  4. Energy Information Agency (EIA) melaporkan peningkatan stok mingguan produk minyak di AS dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya yakni stok gasoline meningkat 14,7 juta barel, sementara stok distillate fuel oil meningkat 2,1 juta barel meskipun AS sedang dilanda musim dingin ekstrim.
  5. Perkembangan aspek geopolitik yang cukup kondusif sehingga diharapkan akan mengembalikan produksi minyak mentah sejumlah negara, antara lain kembalinya produksi minyak dari Libya yang diharapkan menyumbang hingga 0,35 juta barel per hari, berlanjutnya perundingan serta kesepakatan pelaksanaan inspeksi nuklir di Iran yang diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan pencabutan embargo minyak serta berlangsungnya pembicaraan perdamaian di Sudan Selatan.
Untuk kawasan Asia Pasifik, penurunan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh masih belum maksimalnya tingkat pengolahan kilang di China yang saat ini lebih rendah 0,25 juta barel per hari dibandingkan tahun lalu akibat melemahnya permintaan domestik dan diberlakukannya permbatasan ekspor produk kilang oleh Pemerintah China.

Namun demikian, khusus untuk minyak mentah SLC, harganya cenderung meningkat akibat peningkatan permintaan minyak jenis direct burning dari Jepang. Tokyo Electric Power (Tepco) melaporkan, peningkatan impor minyak untuk keperluan pembangkit listrik hingga 0,6 juta barel bulan lalu.

Selengkapnya perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada Januari 2014:
  • WTI (Nymex) turun sebesar US$ 3,01 per barel dari US$ 97,87 per barel menjadi US$ 94,86 per barel.
  • Brent (ICE) turun sebesar US$ 3,62 per barel dari US$ 110,70 per barel dari US$ 107,08 per barel.
  • Basket OPEC turun sebesar US$ 2,95 per barel dari US$ 107,67 per barel menjadi US$ 104,72 per barel. (TW)
Sumber: ESDM

Share:

Posting Lainnya:

Disqus Comments